Minggu, 30 Juni 2013

TIPS

TIP UNTUK MENGHARMONISKAN HUBUNGAN
  • Sadarilah bahwa setiap orang itu punya keunikan dan punya cara hidup yang berbeda.
  • Pilihlah pendekatan yang cocok, sikap yang cocok, dan bahasa yang cocok, untuk orang yang cocok.
  • Jadilah orang yang terbuka dan jadilah orang yang mudah didekati.
  • Bukalah kemudahan bagi orang lainuntuk bekerjasama atau membicarakan sesuatu dengan anda
  • latihlah kemampuan anda dalam mendengarkan orang lain
  • Berbagilah informasi dengan orang lain.
  • Pahamilah isyarat non verbal.
  • Perbanyak melakukan kontak dengan orang lain.
  • Latihlah kemampuan anda dalam menyikapi ucapan yang menyakitkan, opini yang menyudutkan opini yang negatif.
  • Belajarlah bagaimana membuat kalimat-kalimat yang bisa mencairkan situasi.
  • Tingkatkan kemampuan anda dalam menyikapi orang yang menganggap anda musuh
  •  Atasi konflik yang muncul dengan cara-cara yang konstruktif dan positif.
  • Amati perilaku orang lain lalu jadikanlah pelajaran.
  • Hindari menghabiskan waktu untuk sebuah pertemuan yang tidak ada manfaat nya.
  • Hindari munculnya kesan bahwa anda adalah orang yang mudah dipengaruhi.
  • Hindari munculnya kesan narsis pada diri anda.
  • Hindari munculnya kesan bahwa anda mudah dijadikan korban.

INSPIRASI HIDUP

7 LANGKAH MENJADI ORANG BAHAGIA

1. Bebaskan hatimu dari kebencian
2. Bebaskan pikiranmu dari kekhawatiran
3. Hiduplah sederhana
4. Jangan berharap terlalu banyak
5. Ulurkan tanganmu untuk memberi orang lain
6. Isilah hidupmu dengan cinta
7. Lakukan sesuatu seperti kamu mengharapkan orang lain melakukan

H.C.Mattern

MINI RISET


Analisis Pengaruh Kinerja Laporan Keuangan terhadap Tingkat Likuiditas Perusahaan

1.      Latar Belakang Masalah
            Bagi para investor yang melakukan analisis perusahaan, informasi laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan merupakan salah satu jenis informasi yang paling mudah dan paling murah didapatkan dibandingkan alternatif informasi lainnya. Dengan menggunakan laporan keuangan, investor akan dapat menghitung berapa besarnya pertumbuhan earning yang telah dicapai perusahaan terhadap jumlah saham lembar saham perusahaan akan diperoleh komponen earning per shared (EPS).
            Salah satu informasi yang bisa digunakan investor dalam menilai suatu perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan ini merupakan informasi akuntansi yang menggambarkan seberapa besar kekayaan perusahaan, seberapa besar penghasilan yang diperoleh perusahaan serta transaksi-transaksi ekonomi apasaja yang telah dilakukan perusahaan yang bisa mempengaruhi kekayaan dan penghasilan perusahaan. Berdasarkan analisis terhadap informasi laporan keuangan, investor bisa mengetahui perbandingan antara nilai intrisik saham perusahaan dibanding harga pasar saham perusahaan bersangkutan dan atas dasar perbandingan tersebut investor akan bisa membuat keputusan dalam mengidentifikasi suatu saham.
Indikator penting untuk melakukan analisis perusahaan di masa datang adalah dengan melihat sejauh mana investasi yang akan datang adalah dengan melihat sejauh mana pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Selain  itu untuk mengetahui sejauh mana investasi yang akan dilakukan investor di suatu perusahaan mampu memberikan yang akan dilakukan investor di suatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, peneliti ingin melihat bagaimana analisis kinerja Laporan keuangan perusahaan apakah layak atau tidak melakukan penanaman modal terhadap sebuah perusahaan berdasarkan ketentuan yang telah dipersyaratkan, maka peneliti mengambil judul “ANALISIS PENGARUH KINERJA LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP TINGKAT LIKUIDITAS PERUSAHAAN DALAM PEMBERIAN RETURN OF INVESTMENT ’’

2.      Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh kinerja laporan  keuangan terhadap tingkat likuiditas dalam return deviden saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara simultan maupun parsial antara lain :
1.      Menggunakan laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode tahun 2010-2013
2.      Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kinerja laporan keuangan perusahaan adalah dengan  CR (Current Ratio), DER (Debt to Equity Ratio), ROA (Return On Assets), dan Return On Equity (ROE), EPS (Earning Per Share)
3.      Pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham, di ukur dengan regresi linier berganda menggunakan aplikasi SPSS versi 17.
Tujuan Penelitian
Tujuan  penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kinerja laporan keuangan terhadap tingkat likuiditas perusahaan dalam return deviden saham. Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1.        Untuk memperoleh bukti empiris bahwa tingkat kinerja Laporan keuangan berpengaruh pada pemberian return of investment.
2.        Untuk mengetahui apakah besarnya revenue perusahaan balance terhadap return deviden pada pemegang saham.
3.        Untuk megetahui apakah besarnya aset perusahaan berpengaruh terhadap tingkat liabilitas perusahaan.

Manfaat Penelitian
            Hasil penelitian diharapkan dapat memberi manfaat bagi berbagai pihak antara lain :
1.      Memberikan informasi tentang beberapa saham perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia.
2.      Memberikan informasi mengenai pentingnya menganalisis suatu perusahaan sebelum melakukan penanaman modal kerja.
3.      Memberikan informasi dan gambaran perusahaan seperti apa yang pantas untuk diberikan investasi modal.
4.      Memberikan informasi mengenai perusahaan yang mempunyai loyalitas tinggi dalam memberikan  return terhadap para investor perusahaan.

III.            Landasan Teori

3.1. Analisis Rasio Profitabilitas Perusahaan

Kinerja perusahaan (organizational performance) adalah seberapa efisien dan efektif sebuah organisasi atau seberapa baik organisasi itu mentapan dan mencapai tujuan yang memadai. Bagi Pihak investor, informasi mengenai kinerja perusahaan dapat digunakan untuk melihat apakah mereka akan mempertahankan investasi mereka di perusahaan tersebut atau harus mencari alternatif investasi yang lain. Selain itu, kinerja juga memperlihatkan kepada penanam modal maupun pelanggan atau masyarakat secara umum bahwa perusahaan memiiki kredibilitas yang baik.
3.2.      Analisis Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada di laporan keuangan, terutama neraca dan laporan laba rugi. Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode operasi. Tujuannya adalah agar terlihat perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan atau kenaikan, sekaligus mencari penyebab perubahan tersebut (eduardus tandelilin:2010)
A.           Return on Investment (ROI)
Kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva merupakan tolok ukur dari kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan keuntungan. Dengan rumusnya sebagai berikut :


Laba setelah pajak
Total Aktiva



 
 
Return On Investment (ROI) =                                         x 100 %

B.            Return on Asset (ROA)
Rasio menggambarkan sejauh mana kemampuan aset-aset yang dimiliki perusahaan bisa menghasilkan laba. Dengan rumusnya sebagai berikut :


EBIT
Jumlah aset
 
 
Return On Asset (ROA) =

C.            Return on Equity (ROE)
Rasio yang menggambarkan sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang bisa diperoleh pemegang saham. Dengan rumusnya sebagai berikut :


Laba Bersih setelah bunga dan pajak
Jumlah modal sendiri
 
 
Return on Equity (ROE) =

3.3.      Earning Per Share (EPS)
Komponen penting pertama yang harus diperhatikan dalam analisis perusahaan adalah laba per lembar saham atau lebih dikenal sebagai earning per share (EPS). Informasi EPS suatu perusahaan menunjukan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Earning per share adalah laba bersih yang siap dibagikan kepada pemegang saham dibagi dengan jumlah lembar saham perusahaan. Rumus untuk menghitung EPS suatu perusahaan adalah sebagai berikut :
Laba Bersih setelah bunga dan pajak
Jumlah saham yang beredar
 
           
Earning per Share (EPS) =

3.4.      Price Earning Ratio (PER)
Price earning ratio mengindikasikan besarnya rupiah yang harus dibayarkan investor untuk memperoleh satu rupiah earning perusahaan.Tiga komponen utama untuk menghitung PER suatu perusahaan, yaitu dividend payout ratio yang diharapkan, tingkat return yang disyaratkan, dan tingkat pertumbuhan deviden yang diharapkan. Price Earning Ratio adalah rasio atau perbandingan antara harga saham terhadap earning perusahaan. Investor akan menghitung berapa kali nilai earning yang tercermin dalam harga suatu saham. Rumus untuk menghitung PER suatu saham adalah dengan membagi harga saham perusahaan terhadap earning per lembar saham.
Harga saham
Earning per lembar saham
 
Price Earning Ratio (PER) =

Pendekatan lainnya dalam penilaian saham
Rasio Harga per Nilai Buku. Hubungan antara harga pasar saham dan nilai buku per lembar saham bisa juga dipakai sebagai pendekatan alternatif untuk menentukan nilai suatu saham, karena secara teoritis, nilai pasar suatu saham haruslah mencerminkan nilai bukunya. Rasio harga terhadap nilai buku ini kebanyakan digunakan untuk menilai saham-saham sektor perbankan karena aset-aset bank biasanya memiliki nilai pasar dan nilai buku yang relatif sama.
Rasio Harga per Aliran Kas. Pendekatan ini pada dasarnya merupakan pelengkap bagi pendekatan PER. Pendekatan ini mendasarkan diri pada aliran kas perusahaan, bukannya earning perusahaan. Hal ini disebabkan karena aliran kas perusahaan lebih relevan dibanding data earning menurut laporan akuntansi .

3.5.      Likuiditas Perusahaan
Likuiditas (Riyanto, 1995: 25) adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Jumlah alat-alat pembayaran (alat likuid) yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada suatu saat merupakan kekuatan membayar dari perusahaan yang bersangkutan. Suatu perusahaan yang mempunyai kekuatan membayar belum tentu dapat memenuhi segala kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi atau dengan kata lain perusahaan tersebut belum tentu memiliki kemampuan membayar.
Kemampuan membayar baru terdapat pada perusahaan apabila kekuatan membayarnya adalah demikian besarnya sehingga dapat memenuhi semua kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Dengan demikian maka kemampuan membayar itu dapat diketahui setelah membandingkan kekuatan membayar-nya di satu pihak dengan kewajiban-kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi di lain pihak.
Suatu perusahaan yang mempunyai kekutan membayar sedemikian
besarnya sehingga mampu memenuhi segala kewajiban finansiilnya yang segera harus dipenuhi, dikatakan bahwa perusahaan tersebut adalah likuid, dan sebaliknya yang tidak mempunyai kemampuan membayar adalah illikuid.
Sedangkan menurut Munawir (2001:31) likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Sehingga dapat disimpulkan bahwa likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendeknya yang segera harus dipenuhi.
Untuk menilai likuiditas perusahaan terdapat beberapa rasio yang dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisa dan menilai posisi likuiditas perusahaan, yaitu :
1.      Current Ratio
Current Ratio biasanya digunakan sebagai alat untuk mengukur keadaan likuiditas suatu perusahaan, dan juga merupakan petunjuk untuk dapat megetahui dan menduga sampai dimanakah kiranya kita, apabila memberikan kredit berjangka pendek kepada seorang nasabah, dapat merasa aman atau tidak. Dasar perbandingan tersebut dipergunakan sebagai alat petunjuk, apakah perusahaan yang mandapat kredit itu kira-kira akan mampu ataupun tidak untuk memenuhi kewajibannya untuk melakukan pembayaran kembali atau pada pelunasan pada tanggal yang sudah ditentukan. Current ratio yang tinggi maka makin baiklah posisi para kreditor, oleh karena terdapat kemungkinan yang lebih besar bahwa utang perusahaan itu akan dapat dibayar pada waktunya. Hal ini terutama berlaku bila pimpinan perusahaan menguasai pos-pos modal kerja dengan ketat/dengan semestinya. Dilain pihak ditinjau dari sudut pemegag saham suatu current ratio yang tinggi tak selalu paling menguntungkan, terutama bila terdapat saldo kas yang kelebihan dan jumlah piutang dan persediaan adalah terlalu besar.
Pada umumnya suatu current ratio yang rendah lebih banyak mengandung risiko dari pada suatu current ratio yang tinggi, tetapi kadang-kadang sutau current ratio yang rendah malahan menunjukkan pimpinan perusahaan menggunakan aktiva lancar sangat efektif. Yaitu bila saldo disesuaikan dengan kebutuhan minimum saja dan perputaran piutang dari persediaan ditingkatkan sampai pada tingkat maxsimum. Jumlah kas yang diperlukan tergantung dari besarnya perusahaan dan terutama dari jumlah uang yang diperlukan untuk membayar utang lancar, berbagai biaya rutin dan pengeluaran darurat (Tunggal, 1995: 157).
Munawir (2001:72) menyatakan current ratio 200% kadang sudah memuaskan bagi suatu perusahaan, tetapi jumlah modal kerja dan besarnya rasio tergantung pada beberapa faktor, suatu standar atau rasio yang umum tidak dapat ditentukan untuk seluruh perusahaan. Current ratio 200% hanya merupakan kebiasaan atau rule of thumb dan akan digunakan sebagai titik tolak untuk mengadakan penelitian atau analisa yang lebih lanjut.
Current ratio ini menunjukkan tingkat keamanan (margin of safety) kreditor jangka pendek, atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut. Tetapi suatu perusahaan dengan current ratio yang tinggi belum tentu menjamin akan dapat dibayarnya hutang perusahaan yang sudah jatuh tempo karena proporsi atau distribusi dari aktiva lancar yang tidak menguntungkan, misalnya jumlah persediaan yang relatif tinggi dibandingkan taksiran tingkat penjualan yang akan datang sehingga tingkat perputaran persediaan rendah dan menunjukkan adanya over investment dalam persediaan tersebut atau adanya saldo piutang yang besar yang mungkin sulit untuk ditagih. (Riyanto, 1995: 26) menyatakan bahwa bagi perusahaan bukan kredit, current ratio kurang dari 2:1 dianggap kurang baik, sebab apabila aktiva lancar turun misalnya sampai lebih dari 50% maka jumlah aktiva lancarnya tidak akan cukup lagi menutup utang lancarnya. Pedoman current ratio 2 : 1, sebenarnya hanya didasarkan pada prinsip “hati-hati”. Pedoman current ratio 200% bukanlah pedoman mutlak. Adapun formulasi dari current ratio (CR) adalah sebagai berikut:
Current Ratio = X 100% (Sawir,2001: 10)

2.      Quick Ratio
Rasio ini disebut juga sebagai acid test ratio, yaitu perbandingkan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan utang lancar (Munawir 2001: 74). Rasio ini merupakan ukuran kemampuan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena menganggap persediaan memerlukan waktu lama untuk direalisir menjadi kas, walaupun pada kenyataannya mungkin persediaan lebih likuid dari piutang. Rasio ini lebih tajam dari pada current ratio karena hanya membandingkan aktiva yang sangat likuid. Jika current ratio tinggi tapi quick ratio rendah, hal ini menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam persediaan.
Adapun formulasi dari quick ratio adalah sebagai berikut :
Quick Ratio = X 100%  (Sawir,2001: 10)
                                                           

 IV.            METODELOGI PENELITIAN


Sumber penelitian ini menggunakan data sekunder yang penulis peroleh atau kumpulkan dari berbagai sumber yang telah ada. Data yang digunakan adalah data yang berasal perusahaan yang terdaftar dalam  Bursa Efek Indonesia seperti Gudang Garam (GGRM), PT ASTRA AGRO LESTARI (AALI), ACE HARDWARE (ACES).

Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan Studi Pustaka yaitu melakukan telaah, eksplorasi, dan mengkaji berbagai literatur pustaka yang relevan dengan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data sekunder yaitu data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pengumpul data primer atau oleh pihak lain, misalnya dalam bentuk tabel atau diagram (Husein Umar, 2003 : 42)
Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian diatas maka hipotesis yang dapat diajukan sebagai jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian ini adalah :
H1 : Kinerja keuangan perusahaan berpengaruh terhadap pada likuiditas perusahaan dalam pengembalian return saham.
H2 : Likuiditas perusahaan terhadap pemegang saham berpengaruh terhadap kredit modal kerja yang diberikan kepada perusahaan..
Populasi dan Sampel
Objek penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia.penelitian ini pengambilan sampel yang dilakukan secara non probability sampling, yaitu dengan pendekatan purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut.
(1) Perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(2) Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan auditan secara lengkap selama satu tahun.

Teknik analisis data
Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dengan memperhatikan kriteria-kriteria yang telah ditentukan menurut teori dan fakta yang ada di lapangan. Selanjutnya penulis melakukan analisis data dengan menggunakan analisis deskriftif kualintatif dalam hal ini penulis menganalisa data yang diperoleh mengenai Likuiditas, Profitabilitas dan Dividen. Untuk menganalisis data yang diperoleh dalam pengujian hipotesis, data tersebut diolah terlebih dahulu kemudian dianalisis dengan menggunakan metode statistik parametik untuk pengujian hipotesis.